Senin, 26 Oktober 2009

UPAYA MENGEMBALIKAN KEFITRAHAN HATI 2

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Lawan dari fitrah ini, adalah dosa. Apa itu dosa? Al-Qur’an menyebut orang yang berdosa itu sebagai zhâlim –yang sudah menjadi bahasa Indonesia, zalim, lalim—dan sering diterjemahkan dengan arti aniaya. Secara harafiah, zhâlim artinya orang yang menjadi gelap.  Dosa dalam bahasa Arab, zhulmun, kegelapan, artinya membuat hati yang gelap (suara hati yang tertutup).  Kalau seseorang banyak berdosa, maka hati (suara hati)-nya tidak lagi bersifat nurani bersifat cahaya bandingkan istilah bahasa Indonesia suara-hati [kata-hati] dengan hati-nurani ini.

E. Antara Aku Yang Berusaha Mengembalikan Fitrah Hatiku Dan Allah Tuhanku


Saat tadi pagi aku bangun tidur.. aku sungguh merasa bahwa hari ini dunia akan terasa berat di pundakku.. tapi ketika kemudian aku mengambil air wudhu.. seketika itu pula pikiran dan jiwaku tersiram oleh sejuknya cinta-Mu yang Engkau kirimkan melalui sang air. Begitu segarnya siraman sang air, menelusup perlahan melalui pori-pori kulit yang (lagi-lagi) adalah nikmat dan karunia dari_Mu. Di dinginnya fajar ini Engkau mengguyurku dengan hangatnya kerinduan sebagai panggilan untuk memadu cinta antara aku dan Engkau.


Lalu kulangkahkan kakiku kembali ke bilik berukuran 3x3, kubentangkan sajadah hijau, kukenakan Sarung, Kopyah. Alhamdulillah dalam adegan (yang mungkin terlihat singkat ini) ada banyaaaaaak sekali anugerah-Mu aku masih bisa berjalan, berdiri, bernafas, menggerakkan tangan, dan berjuta anugerah yang lainnya. Kuberdiri menunduk menuju hadirat-Mu, kupasungkan niat hanya untuk Engkau aku ingin menemui Engkau.. Kekasih Sejatiku


Kuucap takbiratul ihram. AllahuAkba¦.Allah Maha Besar Hatiku gemetar Engkau sungguh Akbar ya Robbi, sedangkan aku hanyalah seorang hamba yang dzolim.. yang terus mengingkari nikmat-Mu, di setiap langkahku aku seringkali lalai, padahal sudah begitu sering dan banyak Engkau kirimkan pesan cinta-Mu untukku tapi sungguh.. aku hamba yang kerdil. Yang seringkali tak dapat membaca pesan peringatan yang Engkau kirimkan. Tanganku yang sedekap, semakin kuat merasakan degup jantungku.

Saat aku ruku’. Subhana Robbiyal ˜adhiimi wabihamdihi, Maha Suci, Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya. Maha Suci Engkau ya Robb, yang telah menciptakan kami dalam kefitrahan, dan semoga kelak pun Engkau mengijinkan kami menghadap-Mu dalam kefitrahan. Dalam ruku Engkau membelajarkanku untuk bermuamalah. Aku teringat kembali dengan nikmat-Mu yang lainnya, yaitu Engkau telah mempertemukanku dengan saudara-saudariku dan sahabat-sahabatku. Hingga aku dapat merasakan betapa nikmatnya ukhuwah ini. Menjadi perhiasan megah dalam perjalananku menuju kepada-Mu.


Saat aku I’tidal..Samiâ Allahu Liman Khamidah.. Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Ya Engkau sungguh Maha Mendengar hingga setiap saat Engkau selalu bersedia mendengarkan kisah-kisahku, keluh kesahku, doa-doaku dan tangisanku Engkau selalu ada untuk hamba-hamba-Mu. Hingga di sepertiga malam-Mu, Engkau selalu setia menunggu kami di pintu gerbang ampunan-Mu.. tapi kami masih juga sering lalai.astaghfirullah.. ampuni kami yaa Robb.


Saat aku sujud. Subhana Robbiyal aâlaa wa bihamdihi.. Maha Suci Tuhan, Maha Tinggi serta memujilah kepada-Nya. Ketika kening ini menempel di bumi-Mu, yang terlihat adalah Keagungan-Mu, kemurahan-Mu dan pintu ampunan-Mu.. yang Engkau buka lebar-lebar bagi hamba-hamba-Mu. Tapi kami masih sering lalai Ya Robb. Pada momen ini, hanya ada aku dan Engkau, berdua dalam naungan kalimat-Mu. Dan ijinkan aku memanjatkan do’a sebagai ungkapan syukur dan penghambaanku pada Engkau.


Ya Allah, semoga Engkau senantiasa menjaga lisan kami, supaya ia pandai memilih kata-kata yang tidak sia-sia dan bermanfaat, kata-kata yang Engkau suka bila mendengarnya agar mulut ini menyenandungkan nada-nada keimanan dan keagungan-Mu


Ya Allah, semoga Engkau senantiasa menjaga mata kami, menundukkannya dari yang bukan haknya untuk dipandangi membukanya lebar ketika lembaran Al Qur’an terbentang dan saat akhir malam Engkau membangunkannya.


Ya Allah, semoga Engkau senantiasa menjaga kaki dan tangan kami, agar senantiasa melangkah dan melakukan kebajikan sebagai perantara untuk dapat bermanfaat bagi ciptaan-Mu yang lainnya.


Ya Allah, semoga Engkau senantiasa menjaga pendengaran kami, agar senantiasa mendengarkan kalimat-kalimat-Mu dan membiarkan berlalu perdengaran-pendengaran yang tidak berguna.


Ya Allah, semoga Engkau senantiasa menjaga kami, jiwa kami, hati kami agar selalu dalam keimanan dan hidayah-Mu, hingga suatu saat nanti kami sudah siap ketika Engkau memanggil kami pulang.


Ya Allah maafkan kami, jika terlalu banyak meminta, sedangkan sedikit sekali yang bisa kami persembahkan untuk Engkau, namun permintaan kami ini adalah wujud penghambaan dan ketergantungan kami kepada Engkau. Wujub mahabbah antara kita.... aku dan Engkau yang terkasih.


3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?


BAB III

PENUTUP


A. KESIMPULAN

1. Fitrah adalah wujud singkronisasi antara manusia dengan seluruh makhluk semesta alam. Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan
Fitrah kita yang paling awal adalah fitrah seorang bayi.

Jika keseimbangan yang benar ditegakkan, kaca hati tersebut akan mencerminkan kecemerlangan bidang rohani, dan dengan demikian terbukalah sifat-sifat langit, dan terpantullah akhlak Allah.
Kemudian dalam suatu keadaan yang disebut penyucian, seorang manusia dilatih kembali untuk lepas dari neraka dirinya. Inilah proses alam pembersihan diri, dimana dari sini akan terbuka kembali alam kefitrahannya, yang pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam kefitrahan ini: keadaan hati yang ada dalam kecemerlangannya.


B. SARAN

Kita sebagai manusia marilah kita jaga agar hati kita tetap dalam keadaan suci, sehingga kefitrahan dalam diri kita selalu terjaga.






DAFTAR PUSTAKA


  1. Suara Hati dan Fitrah Manusia, Oleh Budhy Munawar-Rachman Dalam
  2. Mengapa kita beragama, oleh A Kamil dalam Telaga Hikmah
  3. Setan dan Fitrah Kemanusiaan, oleh Junet Haryo S

0 komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI