This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Senin, 27 Juli 2009

Kegunaan Wudhu'



WUDHU' MENCEGAH BERBAGAI MACAM PENYAKIT




penulis Masih Mahasiswa UII MADIUN jurusn Tarbiyah PAI Semester 7

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit



Rasulullah bersabda, "Barangsiapa
berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari
kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya
". HR. Muslim.



Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku
akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah
menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka
lakukanlah.
(HR. Bukhari dan Muslim).



Ilmu kontemporer menetapkan setelah melalui percobaan
mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur
dan juga kepada yang tidak teratur bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu,adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar
dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya
berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi
adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung,
kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan
penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!



Oleh karena itu, disyari'atkan untuk
melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian
menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan
untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan
pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan
sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika
saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak
gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan
dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke
seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.



Dan sungguh, berkumur-kumur akan
menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba
ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini
karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan
membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan
manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan
membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.



Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah
tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya
rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya,
maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit,
seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar
tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.



Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya
peradangan sangat
mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah
mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina
sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang
kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini
semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.



Penelitian dan uji coba ini memberikan
manfaat yang lain:



Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba
yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh
karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu
sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:



Apabila salah seorang diantara kalian
bangun dari tidusr, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat
air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.








Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran
darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian
bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah
dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah,
jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan
menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita
menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat
disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.



Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa
Al-Sunnah Al-Nabawiyah



Muhammad Kamil Abd Al-Shomad



Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan
Dokter Kerajaan Arab
Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung
mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota
tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat,
mengurangi kekejangan
menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan
nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini
dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air
mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan yang dimaksud adalah
aktivitas wudhu'adalah
cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan
menghilangkan tensi tinggi (emosi).



Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung
...



 



 








Senin, 06 Juli 2009

UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN DI INDONESIA





MAKALAH MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN




1

Penulis adalah Mahasiswa UII Madiun, Jurusan Tarbiyah PAI semester 7



BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA



UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN DIINDONESIA



BAB 1


PENGANTAR


Diakui atau tidak, krisis multidimensional yang melanda negeri ini membuka mata kita terhadap mutu pendidikan manusia Indonesia. Pun dengan sumber daya manusia hasil pendidikan yang ada di negeri ini. Memang, penyebab krisis itu sendiri begitu kompleks. Namun tak dipungkiri bahwa penyebab utamanya adalah sumber daya manusia itu sendiri yang kurang bermutu. Jangan harap bicara soal profesionalisme, terkadang sikap manusia Indonesia yang paling merisaukan adalah seringnya bertindak tanpa moralitas.


Dalam sebuah penelitian, diuangkapkan bahwa produktivitas manusia Indonesia begitu rendah. Hal ini dikarenakan kurang percaya diri, kurang kompetitif, kurang kreatif dan sulit berprakarsa sendiri (=selfstarter, N Idrus CITD 1999). Tentunya, hal itu disebabkan oleh sistem pendidikan yang top down, dan yang tidak mengembangkan inovasi dan kreativitas.


Dalam sebuah seminar yang bertajuk “Seminar Nasional Kualitas Pendidikan dalam Membangun Kualitas Bangsa” salah satu pembicaranya yakni Drs Engkoswara, M.Pd., dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, menegaskan bahwa, memang dewasa ini, sepertinya pendidikan seakan mengalami kemajuan dengan pertumbuhan sarjana, pascasarjana hingga doktor di berbagai bidang dan munculnya gedung-gedung sekolah hingga perguruan tinggi yang cukup mewah. Sayangnya, hingga kini pendidikan tidak bisa diakses secara merata oleh penduduk Indonesia.


Seiring dengan itu, tokoh cendikiawan muslim, Nurcholis Madjid mengakui bahwa, di Amerika, Jepang dan negara-negara lain baik di Asia dan Eropa, perkembangan pendidikan hampir merata. Sebab, anggaran yang dialokasikan ke pendidikan besar dan berjalan lancar. Tentu saja, pendapat ini tidak begitu saja dilontarkan. Menurutnya, paling tidak 65% penduduk Indonesia berpendidikan SD, bahkan tidak tamat. Selain itu kualitas pendidikan di negara ini juga dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Tak heran jika Indonesia hanya menempati urutan 102 dari 107 negara di dunia dan urutan 41 dari 47 negara di Asia.


Cak Nur –panggilan akrab sang profesor— menegaskan dalam laporan statistik, penyandang gelar doktor (S3) di Indonesia sangat rendah. Dari satu juta penduduknya, yang bergelar S3 (diraih secara prosedur) hanya 65 orang. Amerika dari satu juta penduduknya, 6.500 orang bergelar S3, Israel 16.500, Perancis 5000, German 4.000, India 1.300 orang. Semua itu hasil dari pendidikan yang bermutu. Bolehlah kita berkaca pada Korea Selatan. Negara ini memberikan prioritas untuk majukan pendidikan. Pengadaan sandang, pangan dan papan perlu tapi pembangunan pendidikan jangan sampai dianaktirikan. Kemajuan sebuah negara sangat ditentukan tingkat pendidikan sumber daya manusianya. Contoh lainnya, Malaysia yang pada tahun 1970-an, masih mengimpor tenaga pengajar dari Indonesia. Kini, pendidikan di Malaysia jauh di atas Indonesia. Mengapa? Pemerintahnya memberikan perhatian yang sangat serius. Tidak seperti di Indonesia, pendidikan kurang diperhatikan.



 




2



BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun Tugas dengan topik dan judul “ UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN DI INDONESIA”. Tugas ini disusun sebagai bahan untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah “ILMU PENDIDIKAN”. Kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Untuk itu pemerintah secara resmi telah mencanangkan bahwa profesi guru disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga profesional. Dan khusus kepada bapak Dosen, dengan kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih atas tugas yang diberikan dan juga bimbingannya.Sehingga dengan tugas itu, kami bisa mengetahui tentang hal yang menyangkut Upaya Peningkatan Pendidikan di Indonesia melalui teknologi TI (Teknologi Informasi) pada saat ini.


Selain itu juga kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini. Besar harapan kami, Semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan persiapan guru untuk mengikuti sertifikasi. . Kami menyadari bahwa Karya Ilmiah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat Konstrukrif dari semua pihak yang telah membaca sangat diharapkan, agar penyusunan mendatang lebih sempurna.


Hormat Kami


SUDARTO


 





3



BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA




 


BAB II


PENDAHULUAN


GURU memiliki peran yang amat penting bagi proses pendidikan. Demikian penting sampai John Goodlad, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah di Amerika Serikat suatu saat berujar, "Manakala guru sudah masuk ke ruang kelas dan menutup pintu kelas itu, dialah yang akan menentukan apakah proses belajar hari itu berjalan dengan baik atau tidak, dapat mencapai tujuan atau tidak." Lebih-lebih di sekolah dasar, guru memiliki peran yang amat penting dalam proses pendidikan bagi para siswa di usia yang amat menentukan bagi pendewasaan mereka. Meski banyak pihak mengakui peran penting guru dalam proses pendidikan, guru kita hingga saat ini belum sepenuhnya mendapatkan perhatian yang layak dilihat dari sisi kesejahteraan dan peningkatan profesionalisme.


Banyak program pendidikan baru yang inovatif diberlakukan oleh pemerintah dalam waktu paling tidak lima tahun terakhir ini, seperti broad based education, life skills, manajemen pendidikan berbasis sekolah, contextual teaching-learning (CTL), evaluasi belajar model portofolio, dan yang terakhir Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


Semua itu kurang atau bahkan tidak mengikutsertakan guru sebagai variabel penting dalam pelaksanaan program-program itu, padahal semua program baru itu bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Lantas, bagaimana peran guru kita dalam pembaharuan dan inovasi pendidikan itu? Inilah persoalannya.


Dengan banyaknya program baru itu, semestinya para guru kita didorong untuk memiliki profesionalisme yang lebih tinggi. Hal itu juga diikuti kesejahteraan yang lebih memadai. Kenyataan tidaklah seperti itu. Banyaknya program baru itu justru menambah beban kerja guru. Mengapa beban? Karena guru belum atau tidak mengerti secara sempurna terhadap berbagai inovasi pendidikan itu. Akibatnya, mereka berada dalam ketidakmenentuan profesi ketika harus melakukan program-program inovatif di tempat kerja masing-masing.


Penggagas pembaharuan pendidikan memiliki asumsi, guru dengan serta merta dapat melakukan apa saja yang menjadi program pembaharuan yang dicanangkan pemerintah. Asumsi inilah yang tidak benar. Sebab, kenyataannya guru harus mendapatkan retraining yang memadai dan tersistem untuk dapat melakukan berbagai pembaharuan dalam bidang pendidikan. Karena itu, ke depan pemerintah perlu melihat kemampuan riil yang dimiliki guru untuk melakukan atau mengadopsi setiap inovasi di bidang pendidikan. * (Menyoal Paradigma Mutu Pendidikan Indonesia. Filed under: Essay — izoruhai @ 10:00 am)



 




4



BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA




BAB III


PERMASALAHAN


Bagaimana upaya Peningkatkan pendidikan Di Indonesia ?


  1. Bagaimana profesionalisme guru diera IT (Information Technology) ?
  2. Bagaimana Teknologi Informasi dan pendidikan di Indonesia ?
  3. Bagaimana meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan bantuan IT ?
  4. Beberapa tip untuk membuat materi training yang baik itu bagaimana ?
  5. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh suatu lembaga pendidikan ?

     


     




    5



    BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA




    BAB IV


    PEMBAHASAN MASALAH


    UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN


    DI INDONESIA


    a. Profesionalisme guru di era IT (Information Technology)


    Saat ini kita hidup pada era knowledge based economy. Artinya sistem ekonomi secara global berjalan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampaknya, negara yang memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan yang kuat akan menguasai ekonomi. Mengapa demikian? Karena dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah bangsa akan memiliki daya saing yang tinggi di tengah-tengah bangsa lain. Jika sebuah bangsa memiliki daya saing yang tinggi, ia dapat dipastikan bisa menguasai dunia secara ekonomi.


    Negara-negara seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Korea, Singapura, dan Australia memiliki perekonomian yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perekonomian kita. Sebab, negara-negara tersebut menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.



    Lalu apa implikasinya terhadap pendidikan, terutama guru, di negeri ini? Implikasinya, kita harus melakukan profesionalisme pada pekerjaan guru. Dengan guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi, pendidikan akan bisa ditingkatkan kualitasnya. Kualitas pendidikan yang baik pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bangsa melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.


    Untuk bisa menjamin terjadinya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa ini mau tidak mau ke depan harus meningkatkan profesionalisme guru. Jika ini harus dilakukan, kita harus memperhatikan syarat-syarat terjadinya profesionalisme yang perlu dimiliki para guru kita. Antara lain, menurut Houle, harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat, berdasarkan atas kompetensi in dividual (bukan atas dasar KKN), memiliki sistem seleksi dan sertifikasi, dan ada kerja sama dan kompetisi yang sehat antarsejawat.


    Selain itu, ada kesadaran profesional yang tinggi, memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik), memiliki sistem sanksi profesi, ada militansi individual, dan memiliki organisasi profesi. Dari syarat-syarat yang harus dimiliki guru agar mereka termasuk dalam kategori profesional tersebut, tentu perlu ada sistem peningkatan pengetahuan bagi guru secara tersistem dan berkelanjutan. Pendek kata, perlu ada in service training yang baik bagi para guru kita.


    Di Singapura, para guru selalu mendapatkan pelatihan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan oleh guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap tahun mereka mendapatkan hak untuk memperoleh in service training selama 33 jam. Itulah sebabnya guru di sana selalu bisa dipertahankan profesionalismenya. Dengan begitu, mutu pendidikan di "negara kota" itu menduduki peringkat kedua setelah Korea Selatan di antara 12 negara di Asia.


    b. Teknologi Informasi Dan Pendidikan Di Indonesia


    Bangsa Indonesia - Sepanjang perjalanannya selalu diwarnai oleh upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan oleh pihak pemerintah yang silih berganti. Namun pengalaman empiris bangsa kita telah membuktikan - ketidak jelasan arah kebijakan pendidikan Pendidikan di Indonesia membawa kepada terjadinya involusi pendidikan . Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kerapkali bersifat “Jalan pintas”, semisalkan yang masih “hangat” adalah penetapan angka batas minimal kelulusan UN dengan nilai sebesar 4,25. Kebijakan yang tidak bijak ini adalah refleksi sikap pragmatis pemerintah yang tidak mau direpotkan oleh faktor-faktor non-struktural dan menganakemaskan hasil daripada proses. Apa yang akan terjadi melalui kebijakan output sentris ini? Para siswa justru akan mencari rumus-rumus “jalan pintas” untuk menjawab dengan soal dengan paradigma “yang penting benar”, bukannya menjawab soal dengan uraian yang sistematik dan rasional. Hakikat filosofis pendidikan sebagai “pencerah” yang telah terlupakan menjadi semakin terkubur.



    Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.


    Inefektifitas adalah kata yang cocok untuk menggambarkan pola sistem pendidikan kita sekarang, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT dan mobilitas Informasi itu sendiri.


    Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari Informasi sebagai sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman. sumber: anfidz.wordpress


    c. Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia dengan bantuan IT


    Pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang termahal di dunia. Jadi sungguh kasihan anak2 Indonesia saat ini yang orang tuanya tidak mampu. Padahal pendidikan yang baik adalah kunci kelak di saat mulai terjun ke dunia pekerjaan.


    Parahnya lagi, belum tentu juga biaya yang makin mahal berarti pendidikan yang makin bagus. Salah satu penyebabnya adalah karena banyak pihak yang mulai membisniskan pendidikan ini.



    Memang jika dilihat dari jumlah anak2 di Indonesia, angkanya tidak sebanding dengan jumlah sekolah yang ada. Sehingga sangat masuk akal jika hal ini dilirik pelaku2 bisnis.


    Sebenarnya, mutu pendidikan yang baik tidak selalu identik dengan harga yang mahal. Salah satunya adalah dengan mendayagunakan IT (Information Technology) untuk mendongkrak mutu sekolah2 di Indonesia.


    Urusan pendidikan menggunakan media IT sebenarnya sudah jamak dilakukan di perusahaan2 maju. Contohnya saja sewaktu saya bekerja di IBM tahun 1990-1995 dulu, hal yang pertama kali saya harus lakukan adalah mengambil training2 melalui materi2 rekaman Laser Disk. Laser Disk ini berisi rekaman2 video dari para pakar di IBM. Setelah mengambil training2 tersebut, saya dipersilahkan mengambil ujian bersertifikat, juga melalui sistem yang serba online. Saya ingat, servernya terletak di Lexington, sedangkan saya sendiri mengerjakan soal2 ujian tersebut di salah satu sudut di gedung Landmark A (ini gedung tempat IBM berdiri).


    Cara training dan ujian seperti itu sangat efektif, karena saya tidak perlu buang2 waktu untuk travelling. Biaya yang dikeluarkan perusahaan juga menjadi minimum. Cara2 tersebut, jika diterapkan pada sekolah, saya sangat yakin bahwa hasilnya juga akan sangat bagus. Apalagi jika materinya dikemas dengan baik dan menarik.


    d. Beberapa tip untuk membuat materi training yang baik


    Beberapa tip untuk membuat materi training adalah sebagai berikut:


       

       

    1. Kumpulkan semua guru terbaik yang ada di Indonesia
    2.  

    3. Masing2 guru dipersilahkan 'mengajar' sesuatu hal, dan semuanya direkam
    4.  

       

    5. Kualitas rekaman dapat ditingkatkan dengan adanya insentif yang sangat menarik, sehingga setiap guru akan berlomba2 membuat materi terbaik
    6.  

    7. Materi pengajaran kemudian diperbanyak dan dibagi ke semua sekolah yang ada di Indonesia
    8.  

       

    9. Kalau mau lebih canggih lagi, semua materi pengajaran tersebut bisa diletakkan saja di Internet, sehingga para murid dapat melihatnya dengan menggunakan browser saja.
    10.  

    11. Buat suatu sistem untuk melakukan ujian secara online dan resmi.


    e. Beberapa hal yang harus disiapkan oleh lembaga pendidikan



     


    Beberapa hal yang harus disiapkan oleh lembaga pendidikan dalam meyongsong era pendidikan yang global sekarang ini dengan menggunakan teknologi informasi adalah:


       

       

    • Siapkan bandwidth yang cukup (rasanya bandwidth ini sekarang sudah tersedia) untuk keperluan menyambungkan seluruh sekolah2 yang ada
    •  

    • Bekerja sama dengan pembuat PC/laptop, sehingga akan tersedia PC2 murah untuk dipakai di sekolah2
    •  

       

    • Bekerja sama dengan para penerbit buku, supaya bisa membuat versi online dari masing2 buku

    Semua hal ini sebenarnya sudah mungkin diterapkan di Indonesia. Dan dengan kontribusi dari ISP dan Operator Telekomunikasi serta vendor2 IT, saya sangat yakin bahwa semua kendala teknis dan biaya bisa diatasi.... Marilah kita bangun masa depan Indonesia yang lebih baik dan cerah dengan memanfaatkan teknologi yang ada.


     




    6




    BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA



    BAB V



    a. Kesimpulan


       

       

    1. Profesionalisme guru diera IT (Information Technology) diperlukan karena negara yang kuat adalah negara yang memiliki pondasi ekonomi yang kuat dan didukung dengan penguasaan Ilmu pengetahuan serta teknologi, sebagai contoh Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, dan yang tidak begitu jauh saudara serumpun yaitu Malaysia serta Singapura..

       


       


    2. Sekarang pemerintah menetapkan hasil akhir yang harus dicapai bukan bagaimana hasil itu berjalan dan diproses, sehingga para siswa mencari jalan pintas untuk mencarai output yang baik. Inefektifitas adalah kata yang cocok untuk menggambarkan pola sistem pendidikan kita sekarang, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT dan mobilitas Informasi itu sendiri.

       


       


    3. Mutu pendidikan yang baik tidak selalu identik dengan harga yang mahal. Salah satunya adalah dengan mendayagunakan IT (Information Technology) untuk mendongkrak mutu sekolah2 di Indonesia.

       


      Beberapa tip untuk membuat materi training yang baik :


      1. Kumpulkan semua guru terbaik yang ada di Indonesia
      2.  

         

      3. Masing2 guru dipersilahkan 'mengajar' sesuatu hal, dan semuanya direkam
      4.  

      5. Kualitas rekaman dapat ditingkatkan dengan adanya insentif yang sangat menarik, sehingga setiap guru akan berlomba2 membuat materi terbaik
      6.  

         

      7. Materi pengajaran kemudian diperbanyak dan dibagi ke semua sekolah yang ada di Indonesia
      8.  

      9. Kalau mau lebih canggih lagi, semua materi pengajaran tersebut bisa diletakkan saja di Internet, sehingga para murid dapat melihatnya dengan menggunakan browser saja Buat suatu sistem untuk melakukan ujian secara online dan resmi.

           

           

        • Mari kita kembangkan system pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi kepada semua lapisan masyarakat, sehingga pendidikan bisa diakses dimana saja.
        •  

        • Dengan penguasaan Teknologi informasi yang baik terutama internet maka kita tidak akan menjadi orang yang gagap teknologi (insya Allah).


      10. 5. Setelah semua terpenuhi maka pihak lembaga pendidikan bisa bekerjasama dengan Operator Telekomunikasi serta vendor2 IT serta beberapa penerbit untuk memberikan pelayanan kepada siswanya dan masyarakat.

         

        b. Saran

         

         


        7

        BAB VI

        PENUTUP

        Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan. Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari Informasi sebagai sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman.

         


        ***

        BAB I KATA PENGANTAR BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA

        *(sumber: anfidz.wordpress)

        DAFTAR PUSTAKA

         

           

           

        1. Upaya meningkatkan mutu pendidikan dengan media Tekhnologi Informasi. Posted by Tony Seno Hartono at 9:20 PM Categories: indonesia, it, networking
        2.  

        3. Sabtu, 24 Mei 2008 SEARCH KATEGORI BERITA Copyright @2005. Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 , Jakarta Pusat, Indonesia
        4.  

           

        5. Mobilitas Horizontal bagi Guru Bermutu ( 2004-12-30 10:10:54 ) Oleh: Prof. Dr. Suyanto (Rektor UNY)
        6.  

        7. Menyoal Paradigma Mutu Pendidikan Indonesia. Filed under: Essay — izoruhai @ 10:00 am)
        8.  




























DAFTAR ISI